Sabtu, 07 April 2012

IPTV, layanan televisi berkualitas tinggi via internet

Layanan IPTV memungkinkan siaran televisi dikirimkan menggunakan Internet Protokol (IP). Dengan menggunakan IP, IPTV memberikan banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh kabel TV biasa. Kelebihan dari IPTV antara lain adalah kualitas gambar yang prima karena gambar di IPTV adalah gambar digital. Selain gambar dengan Standard Definition (SD) ada juga gambar yang jauh lebih tajam dengan kualitas High Definition (HD).
Kelebihan lain dari IPTV yang tidak dimiliki pay TV ataupun siaran TV biasa adalah kemampuan untuk menayangkan layanan interaktif seperti saat kita sedang ke toilet ataupun menerima telpon, pertandingan sepakbola Mancherster United lawan Arsenal bisa di Pause atau rewind sehingga setelah kembali dari menelpon ataupun toilet kita bisa melanjutkan tontonan atau menonton ulang. Sinetron favorit 3 jam yang lalupun bisa ditonton apabila karena terjebak macet belum sampai di rumah.

Walaupun IPTV berkepanjangan Internet Protocol Television, IPTV bukan sekedar televisi yang didistribusikan melalui Internet. IPTV adalah sinergi antara kekuatan interaksi Internet dan Web, dengan kekuatan media televisi. IPTV merupakan platform layanan yang merupakan tahap lebih lanjut dari bentuk interaksi multimedia yang ada saat ini. IPTV akan menawarkan a.l. hal-hal berikut:
  • Broadcast televisi dan video di atas akses Internet
  • Content on demand, yang meliputi video, TV, musik
  • Interaksi multimedia dengan kecepatan true broadband, yang meliputi layanan game, shopping, advertising, dll
  • Kualitas layanan (quality of service) dan kualitas pengalaman (quality of experience) bagi customer yang terus terpelihara
Setiap layanan akan memiliki sifat multiscreen, yaitu harus dapat ditampilkan melalui beragam perangkat:
  • Pesawat televisi
  • Komputer, notebook, dan perangkat sejenis
  • Mobile terminal dan berbagai gadget
Bagi Telkom, IPTV adalah langkah pertama dalam penggelaran aplikasi multimedia dengan interaktivitas tinggi di atas jaringan true broadband (sekaligus mencari konteks / reason buat investasi perbaikan network agar layak dimuati informasi broadband). IPTV menawarkan hal-hal berikut:
  • Pengalaman digital yang lebih interaktif, mudah, nyaman, dan lengkap.
  • Peluang, terutama bagi komunitas-komunitas kreatif digital yang sedang tumbuh di Indonesia, untuk menemukan lahan baru yang luas dalam komersialisasi produk dan karya kreatif mereka.
  • Peluang kerjasama bagi bisnis media dan industri informatika untuk memberikan layanan yang lebih lengkap.
  • Konteks baru dalam pengembangan kapasitas dan kualitas network, baik core network, cable network, hingga mobile network.
Konfigurasi yang disederhanakan dari sistem ini adalah sbb:

Dalam jaringan ini, konten televisi, video, dan berbagai layanan yang bersifat multimedia interaktif didistribusikan menggunakan arsitektur jaringan Internet. Di samping menawarkan efisiensi jaringan dan kualitas media yang dapat terkelola secara maksimal, IPTV juga diyakini membuka peluang baru untuk memaksimalkan interaktivitas layanan Internet ke dalam media televisi.
Beberapa fungsi-fungsi di dalam jaringan IPTV
  • Head-end, terdiri dari IRD (integrated receiver decoder) yang berfungsi menerima kanal televisi melalui satelit, dan encoder yang mengubah format video ke standard MPEG-4/H.264 untuk dilewatkan ke jaringan IP.
  • Middleware, berfungsi sebagai content management / delivery system (CMS/CDS). Sistem pada middleware mendukung open architecture dan mempunyai open standard interface untuk berkomunikasi dengan 3rd party application, dan mendukung pengembangan layanan baru dengan cepat.
  • VoD (video on demand) merupakan sistem yang memberikan layanan on demand kepada pelanggan. VoD didistribusikan dengan mekanisme yang memungkinkan minimalisasi biaya.
  • CA (conditional access) / DRM (digital right management) adalah suatu mekanisme yang memungkinkan sistem memberikan hak akses terautentikasi terhadap sebuah program yang diminta user.
  • CDN (content delivery network) merupakan perangkat yang digunakan untuk membantu distribusi konten di atas jaringan.
  • NMS (network management service) merupakan sistem yang digunakan untuk memelihara dan memonitor jaringan.
Beberapa standard yang digunakan dalam jaringan ini:
  • Video codec menggunakan ITU-T H.264 (ISO/IEC MPEG-4 Part 10 ) yang mendukung baseline dan main profile untuk encoding dan enkapsulasi video.
  • Multicast menggunakan protokol IGMP (RFC 2236).
  • Multicast mendukung TS (ISO 13818-1) over RTP (RFC 1889) over UDP (RFC 768), atau harus mendukung TS over RDP.
  • Untuk layanan berbasis On Demand (VoD, TVoD, PVR, TSTV), maka End User Terminal (Televisi, PC, Gadget ) harus mendukung pengaturan layaknya VCR, dengan menggunakan protokol standar, yaitu HTTP (RFC 2616) atau RTSP (RFC 2326)sia.
  •  

    Cara Kerja IPTV

    Decoder yang sudah tertancap di pesawat televisi dihubungkan dengan jalur Internet DSL di rumah-rumah. Alat ini bertanggung jawab menyatukan kembali paket-paket berbasis IP yang diterima dari penyedia siaran IPTV ke dalam bentuk video stream yang koheren, dan men-decode-nya menjadi gambar dan suara.
    Tugas tersebut sebenarnya bisa digantikan oleh komputer. Namun, sangat jarang orang meletakkan komputer yang selalu menyala di samping pesawat televisi, bukan? Oleh karena itu, sebuah kotak decoder yang kecil dinilai masih lebih efisien ketimbang memaksa komputer melakukan tugas tersebut.
    Sebagian besar video dalam sistem IPTV di-encode dalam format MPEG-2, kendati format H.264 dan Windows Media juga memungkinkan. Video stream ini dipecah menjadi paket-paket berbasis IP, dan dimasukkan ke dalam jaringan milik penyedia siaran IPTV (yang juga perusahaan telekomunkasi) tempat dimana data-data lain (voice dan data) berjejalan.
    Lantas, bagaimana memperlakukan data video stream tersebut agar tidak tersendat sampai ke pesawat televisi pemirsa? Penyedia siaran IPTV menerapkan Quality of Service (QoS) yang memprioritaskan data video stream untuk mencegah terjadinya delay, atau terputusnya sinyal siaran IPTV.

    Stasiun Relay

    Pelanggan biasanya tidak terhubung langsung dengan kantor pusat penyedia siaran IPTV, melainkan melalui stasiun relay atau kantor cabang terdekat. Di kantor cabang inilah siaran yang berasal dari kantor pusat, dipadukan dengan local content, seperti channel televisi, iklan, serta video on demand (VoD). Di sini pulalah sebuah middleware IPTV ditempatkan.
    Middleware IPTV merupakan sekumpulan software yang melayani otentikasi pelanggan, permintaan peru bahan channel, tagihan, permintaan VoD, dan lain-lain. Seluruh channel siaran IPTV dikirimkan kepada stasiun relay secara simultan, yang biasanya menimbulkan efek leher botol di sana.
    Leher botol ini disebabkan keterbatasan bandwidth DSL, yang tidak mampu mengantarkan semua channel video stream ke pelanggan dalam waktu yang bersamaan. Hal ini tidak terjadi pada televisi kabel, karena ketersediaan bandwidth kabel yang mencapai hinggal 4,5 Gbps. Sementara ADSL2+ yang paling anyar, baru mampu menyediakan bandwidth pada kisaran 25 Mbps.
    Lantas, bagaimana cara stasiun relay mengirimkan ratusan channel siaran IPTV kepada pelanggan menggunakan jalur Internet DSL? Stasiun relay hanya mengirimkan satu channel siaran IPTV dalam satu waktu. Ketika pelanggan mengganti channel dengan memencet tombol pada remote control misalnya, decoder tidak melakukan tuning seperti pada televisi konvensional dan kabel.
    Yang terjadi selanjutnya adalah decoder mengubah channel menggunakan IP Group Membership Prot ocol (IGMP) v2 untuk masuk ke dalam kelompok multicast baru. Ketika stasiun relay menerima pengubahan ini, middleware akan melakukan otentikasi ulang, apakah pelanggan yang bersangkutan memang berlangganan channel baru yang diinginkannya.
    Selanjutnya, middleware memerintahkan router yang ada di stasiun relay untuk menambahkan data pelanggan tersebut pada daftar distribusi channel. Dengan demikian, hanya sinyal yang diminta oleh pelanggan yang dikirimkan oleh stasiun relay ke pesawat televisi pelanggan.

    Peluang & Tantangan

    Khusus di tanah air, kendala terbesar dalam mengimplementasikan IPTV adalah keterbatasan bandwidth. Karena IPTV tidak menggunakan sinyal frekuensi publik, maka masalah perizinan tidak akan sesulit mendirikan tower pemancar untuk stasiun televisi konvensional. Sementara di negara-negara yang terkenal ketat dengan sensor konten Internet, tentu saja akan ada regulasi tambahan bagi penyedia siaran IPTV.

0 komentar:

Posting Komentar