Kamis, 19 Mei 2011

Mengenal model pembelajaran Group Investigation


  Group Investigation (GI) dikembangkan oleh Shlomo dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv pada tahun 1990. Group Investigastion merupakan wahana untuk mendorong dan membimbing keterlibatan siswa di dalam proses pengajaran,  setiap siswa diberikan kesempatan untuk mengambil bagian berbagai dimensi dan tuntutan proyek yang dikerjakan.
   Keaktifan siswa melalui investigasi kelompok ini diwujudkan di dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi. Kondisi ini akan memberikan dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan pengalaman-pengalaman masing-masing (Aunurrahman, 2009 : 150).
Killen (Aunurrahman, 2009 : 152) berpandangan bahwa model investigasi kelompok merupakan cara yang langsung dan efisien untuk mengajarkan pengetahuan akademik sebagai suatu proses sosial. Model ini juga akan mampu menumbuhkan kehangatan hubungan antar pribadi, kepercayaan, rasa hormat terhadap aturan dan kebijakan, kemandirian dalam belajar serta hormat terhadap hakikat dan martabat orang lain.

Karakteristik  Group Investigation.
Killen (Anunurrahman, 2009 : 152) memaparkan beberapa ciri esensial investigasi kelompok sebagai pendekatan pembelajaran adalah :  

  1. Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memiliki independensi terhadap guru. 
  2. Kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan.
  3. Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk mengumpulkan sejumlah data, menganalisinya dan mencapai beberapa kesimpulan.
  4. Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam belajar.
  5. Hasil-hasil dari penelitian siswa dipertukarkan di antara seluruh siswa.
 Implementasi Group Investigation
Pada model ini siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perkawanan atau berdasarkan keterkaitan akan sebuah materi tanpa meninggalkan ciri-ciri cooparative learning (Isjoni, 2010 : 58). Dalam Group Investigation, para murid bekerja melalui enam tahap. Guru tentunya perlu mengadaptasikan pedoman-pedoman ini dengan latar belakang, umur, dan kemampuan para murid  dan pangaturan waktu.

Tahap 1 : Mengidentifikasikan Topik dan Mengatur Murid ke dalam Kelompok.
  •  Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran.
  •  Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih.
  • Komposisi kelompok didasarkan oada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen.
  • Guru membantu pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan.
 Tahap 2 : Merencanakan Tugas yang akan Dipelajari
  • Apa yang dipelajari?
  • Bagaimana mempelajarinya?
  • Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini?
 Tahap 3 : Melaksanakan Investigasi
  •  Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
  •  Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya.
  •   Para siswa saling bertukar, berdisuksi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan.
 Tahap 4 : Menyiapkan Laporan Akhir
  • Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.
  • Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.
  • Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.
 Tahap 5 : Mempresentasikan Laporan Akhir
  •   Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.
  • Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif.
  • Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.
 Tahap 6 : Evaluasi
  • Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.
  • Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.
  • Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.


Referensi :
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta :Bandung.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusamedia : Bandung
http://www.centralischool.ca/~bestpractice/coop/examples11.html



0 komentar:

Posting Komentar